Gambaru FORSIP! Sebuah Renungan Perjuangan


Forsipnews (18/8) Ketika pertama kali mendengar istilah Gambaru  dari Ketua FORSIP, saya sempat bingung. Dicari-cari di memori otak saya, ternyata tidak ditemukan arti kata untuk istilah tersebut.

Awalnya saya pikir Gambaru itu ada kaitannya dengan gambar atau karikatur. Tapi ternyata lain sekali artinya. Gambaru adalah istilah yang sangat populer di Jepang. Istilah yang menjadi semangat perjuangan Bangsa Jepang hingga bisa menjadi negara luar biasa seperti sekarang.
Istilah ini selalu dijadikan pegangan guru-guru di Jepang untuk memberi semangat pada para siswanya untuk meraih prestasi setinggi mungkin.

Dalam kamus Jepang, istilah Gambaru memiliki arti “doko made mo nintai shite doryoku suru” artinya “bertahan sampai kemanapun dan berusaha habis-habisan”. Jadi terjemahan kasarnya, Gambaru adalah “berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan!”.

Istilah Gambaru disepakati untuk menjadi slogan utama FORSIP. Saya tentu setuju sekali. Setidaknya istilah ini bisa jadi landasan semangat dalam perjuangan yang sedang kita lakukan. Lagipula, daripada memakai istilah “Berjuang sampai mati!” yang kadang kesannya terlalu berlebihan, istilah Gambaru rasanya lebih tepat dan ‘mengena’ di hati.

FORSIP berdiri pada tanggal 6 Mei 2011. Dirintis dan dideklarasikan oleh sepuluh orang yang kemudian disebut Tim 10. Diawali dengan kumpul-kumpul dalam rangka silaturahmi. Kemudian, lama-lama pertemuan jadi makin intens. Pembicaraan kemudian jadi mengkerucut, akhirnya diusulkan untuk dibentuk Forum Silaturahmi Pegawai atau disingkat FORSIP.

Pembentukan FORSIP adalah langkah pembuka untuk“Gambaru”. Kenapa Gambaru? Karena pembentukan FORSIP butuh perjuangan dan pengorbanan. FORSIP tidak cukup hanya dideklarasikan, tapi harus diperjuangkan untuk mencapai cita-citanya.

Sebagai organisasi, FORSIP tentu butuh dana operasional, butuh fasilitas dan butuh dukungan dari berbagai pihak. Dan semua itu pada awalnya tidak dimiliki. Tapi bukan gambaru namanya kalau kemudian masalah tersebut jadi menghambat perjuangan. Masalah dana, bisa patungan, kalau perlu dengan merogoh kocek sendiri.

Masalah fasilitas, tidak usah dipikirkan lah. Apa saja gunakan dulu. Pertemuan di rumah pun tidak jadi masalah. Bagaimana dengan masalah dukungan? Tidak apa-apa  FORSIP tidak didukung pimpinan, yang penting seluruh pegawai Disnakkanla bisa support. Jangan putus asa hanya karena tidak memiliki apapun. Kan Gambaru! Berjuang sampai mati. Kalau ingin berjuang ya harus siap dengan pengorbanan.

Kita ingin dengan Gambaru, semua masalah FORSIP bisa diselesaikan. Kita juga berharap mudah-mudahan dalam waktu dekat FORSIP bisa menyelenggarakan Rapat Anggota. Dengan begitu, FORSIP tidak terkesan ekslusif, tapi bisa menjadi bagian dari seluruh pegawai Disnakkanla. Amin.(-red/DS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar