Sucikan Hati di Hari yang Fitri!




Forsipnews (01/09) – 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.....
Gema takbir membahana di seluruh penjuru dunia. Segenap umat Islam dengan beragam latar belakang etnis, budaya dan bangsa menyatukan hati menyerukan kebesaran Allah.
Kaum muslimin dari mulai Kutub Utara hingga Kutub Selatan, dari mulai Eropa Timur hingga Afrika Barat. Semuanya memanjatkan rasa syukur tak terhingga dalam menyambut datangnya hari raya Idul Fitri, hari kemenangan bagi seluruh  Umat Islam.
Bagi kita,  perasaan ketika merayakan Idul Fitri seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi hati demikian bahagia karena hari Idul Fitri adalah hari kemenangan, kemenangan menahan nafsu atas segala dosa dan maksiat selama satu bulan penuh.
Disisi lain, Idul Fitri juga membuat hati bersedih. Sedih karena ketika kita menginjak hari raya Idul Fitri berarti kita telah kehilangan satu bulan yang luar biasa istimewa, bulan yang penuh berkah, rahmah dan ampunan, yaitu Bulan Ramadhan.
Entah kapan kita bisa bertemu kembali dengan Bulan Suci ini. Masihkah kita diberikan kesempatan oleh Allah untuk merasakan kembali nikmatnya bulan Ramadhan di tahun depan? Ataukah Bulan Ramadhan ini adalah bulan Ramadhan terakhir bagi kita?
Seperti kata pepatah, sesal selalu datangnya belakangan. Rindu baru terasa ketika kita ditinggal pergi. Begitu juga dengan Bulan Ramadhan. Ketika Ramadhan telah lewat, ada rasa sesal bahwa kita masih belum maksimal dalam menjalankan ibadah. Ketika Ramadhan telah pergi, barulah muncul rasa rindu kapankah kita akan kembali bertemu dengan bulan tersebut.
Ramadhan adalah Anugerah Allah yang tak terhingga yang khusus diberikan untuk umat Islam. Tidak ada satupun umat agama lain yang diberi kesempatan ini. Ramadhan adalah sesuatu yang eksklusif, istimewa, spesial. Just for Us. Bulan dimana dimana pintu ampunan dibuka lebar-lebar. Berkah dan rahmah tercurah SERTA Setiap ibadah dilipat gandakan jumlahnya. Bersyukurlah bahwa hari ini kita masih bisa melewati Ramadhan satu kali lagi.
Menyambut hari yang fitri ini saatnya, kita coba ikhlaskan hati. Lepaskan semua unek-unek, semua kekesalan hati, serta semua hal yang membebani kita yang bisa kembali menjerumuskan pada dosa.
Dengan bergantinya baju yang baru, maka kita ganti pula hati dan pikiran kita dengan sesuatu yang masih baru pula. Melupakan masa lalu dan kembali menata hati untuk sesuatu yang fitri.
Di hari raya ini, kita kalibrasi hati kita kembali ke nol. Kembali suci seperti halnya bayi yang baru lahir. Minal Aidzin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin. (-red-/DS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar